ibuku (tidak) Egois ( hari ibu Jasmine Elektrik)
Ibuku (tidak) Egois
Ibu dulu aku selalu ingin
bertanya mengapa ibu menjadi orang yang paling egois di dunia ini. Saat aku
kecil mengapa anak-anak yang lain untuk makan saja mereka disuapin dengan
ibunya tapi aku, dengan tegasnya engkau tidak ingin menyuapiku dengan berwajah
setengah tidak mengenakan. Aku bingung mengapa wajahmu tak sesuka itu ketika
aku sekedar minta disuapin seperti anak yang lain.
Ibu dulu aku selalu ingin
bertanya kepadamu kemana saat aku berada di Taman Kanak-kanak hingga Sekolah
dasar, kenapa anak-anak lain sekolahnya didampingi ibu-ibu mereka ibu. Terkadang
aku iri dengan mereka. Aku berangkat sekolah dengan sendiri dan pulang pun
sendiri padahal sekolahnya jauh ibu.
Ibu dulu aku selalu ingin
bertanya kepadamu mengapa ibu memberikan aku jajan paling sedikit, seingatku
dulu saat sekolah dasar aku diberi uang lima ribu untuk ongkos becak dua ribu,
bolak balik jadi empat ribu. Harus aku apakan ibu uang seribu untuk jajan ini,
aku yang dulu kurang bersyukur dengan uang seribu pada waktu itu hanya dapat
gorengan yang harganya tiga ratus perak, dan lontong tiga ratus perak dan es
teh bungku seratus perak.
Ibu dulu aku selalu ingin
bertanya kepadamu, mengapa bukan ibu yang mengajari aku membaca? Aku tersiksa
dengan ketidaksabaran ayah yang memarahi aku ketika aku tidak belajar dengan
cepat. Bahkan bu, sampai berkali-kali ayah mengajari aku, aku tetap salah aku
tetap tidak belajar dengan cepat aku dibentak ayah ibu, badan aku gemetar, aku
ingin menyerah saja ibu. Mungkin saat itu ayah sangat kesal mengajari aku yang
tidak bisa-bisa membaca juga. Saat itu aku langsung dicubit dengan keras, sakit
sekali ibu sakit sekali. Setelah cubitan itu ayah mengajari aku lagi dengan
nada tinggi. Awalnya aku sudah betul tapi pertengahan aku salah lagi ibu, muka
ayah langsung merah padam matanya melotot setajam elang yang sedang memburu
mangsanya aku ketakuran dan seketika ayah digampar dengan buku sakit ibu sakit,
sakitku bukan hanya fisikku saja yang sakit, hati anak ibu sudah sakit diumur
yang baru masuk sekolah dasar. Kemudian ayah menyerah sambil melemparkan buku
cetak tebal kearah kepalaku, dan aku hanya syok dan menangis . aku berharap
kepadamu untuk memeluku tapi yang aku lihat ibu hanya menatap aku seperti orang
bodoh.
Ibu dulu aku selalu ingin
bertanya, mengapa ibu jarang memberikan aku boneka, terlebih boneka barbie yang
aku ingin. Sejak kecil aku memiliki saudara yang seumuran dengan ku rasanya
beda sekali ibu, dia seperti putri kerajaan aku hanya seperti anak pembantu
yang ada di sinetron ibu. Saudaraku itu ibu uang jajannya aja lebih besar dari
aku, setiap dia minta dibelikan boneka dia selalu mendapatkannya ibu, aku hanya
bisa melihat dengan tatapan iri ibu.
Ibu dulu aku selalu ingin bertanya
mengapa kalau kita membeli pecel lele yang isinya dua lele kita hanya boleh
makan satu saja ibu?. Aku kaget ibu ketika diajak makan bersama keluarga
saudaraku yang tadi, aku kaget ibu mereka beli pecel lele juga sama seperti ibu
tapi yang membuat aku kaget mereka makannya satu orang dua lele. Lalu aku
bertanya “ kenapa kalian ambil lelenya dua, aku ambilnya satu loh” mereka
mentertawakan aku ibu, mereka bilang memang satu porsinya isinya dua dan mereka
menyuruh aku untuk ambil ikan satu laginya bu. Karena ga enak aku ambil ikan
lelenya lagi bu, tapi aku rasanya ga tega kalau aku gadoin jadinya aku tambah
nasi lagi bu.
Ibu dulu aku selalu ingin
bertanya mengapa aku terlahir jelek bu? Aku tidak tau siapa yang salah tapi bu,
ibu pun jarang memujiku perihal aku. Kenapa mereka selalu dapat pujian cantik?
Dan aku tidak bu? Kenapa mereka mengejek orang gendut dan jelek seperti aku bu?
Kenapa aku harus selalu jadi bahan ejekan mereka bu? Aku salah apa?. Aku cerita
kepada mu bu katamu “ gitu aja nangis, kan emang kenyataan gendut”. Ibu hati
aku sakit ibu.
Ibu aku selalu ingin bertanya
mengapa ibu dan ayah selalu berdebat ketika siapa yang mengambil rapotku ibu.
Engkau bilang engkau sibuk, ayah bilang ayah sibuk. Dan kenapa ibu jadi aku
sendiri yang mengambilnya dengan duduk diantara orang tua murid lain. Dan saat
menerima raport dan melihatnya kenapa saat nilai bagus kau tak memujinya saat
melihat satu nilai yang jelek engkau memarahi aku habis-habisan.
Ibu jangan salahkan aku dulu ibu
semenjak ketidak adilan yang aku rasakan aku menjadi seorang pemberontak
dirumah ibu, aku menangis seperti bayi setiap harinya melempari barang-barang
yang ada ibu. Aku butuh perhatianmu yang selalu sibuk ibu. Jangan salahkan
ketika aku lebih percaya orang lain dibandingkan mu ibu. Jangan salahkan aku
kalau bersama-mu sangat tidak nyaman untukku ibu.
Tapi ibu kini aku mengerti
setelah dewasa, andaikan waktu kecil aku bisa berpikir jauh lebih dewasa. Aku
tumbuh dengan ketidak percayaan diri yang kuat dulu. Namun ternyata aku lebih
kuat dari anak-anak sebayaku, pikiranku lebih dewasa dari anak-anak sebayaku.
Dan aku lebih mandiri dibandingkan anak-anak sebayaku sekarang. Dan aku jauh
tidak memiliki hal macam-macam untuk diminta selain yang aku butuh kan ibu. Dan
kini aku mengejar sesuatu dengan keras ibu karna gambaran ayah yang seram
menampakan seramnya kehidupan dan tantangnya jaman.
Dan ibu bilang mengapa tidak
menyuapi aku ketika kecil, karena ibu bangga terhadapku diumur balita saat umur
satu tahun lebih aku sudah bisa makan sendiri meski terkadang acak-acakan dan
aku yang tidak mau disuapin dulu karena aku bisa. Jadi saat tiba-tiba aku minta
disuapin ibu heran , terlebih aku mintanya maksa sambil merajuk tidak karuan.
Dan disitu ibu menjadi kesal.
Dan ibu bilang mengapa ibu tidak
menemani aku saat tanam kanak-kanak hingga sekolah dasar waktu itu, karena ibu
kerja. Kerjanya ibu adalah sebagai tenagan kesehatan yang harus siaga dan sigap
menolong dan membantu orang sesegera mungkin. Dan mengapa sekolahku jauh dari
rumah karena saat itu sekolahku dekat
dengan rumah kakak ibuku sehingga aku bisa dipantau oleh kakaknya ibuku.
Dan ibu bilang mengapa ibu tidak
memberikan jajan lebih kepadaku, ibu menjelaskan ketika kita dengan mudah
mendapat sesuatu, kita tidak akan bisa menghargai sesuatu itu sendiri. Katamu
menjadi orang kaya itu mudah, orang kaya memiliki sejumlah uang yang banyak
untuk kita membeli banyak hal atau banyak barang. Tapi ketika kita miskin kita
harus bisa membagi uang yang kita punya untuk mencukupi kebutuhan hidup kita.
Karena ibu bilang kita tidak pernah tahu kedepannya kita menjadi orang kaya
atau miskin. Ketika kita kaya kita bisa mengerti susahnya menjadi miskin, dan
ketika kita nantinya miskin kita sudah siap dan terbiasa hidup cukup.
Dan ibu bilang mengapa ibu tidak
mengajari aku ketika belajar membaca, ibu tidak memiliki ilmu bagaimana cara
mendidik anak, dan ayah adalah seorang guru. Dan ibu menyerahkan tugas itu
kepada ayah yang seorang guru, untuk tidak memeluku saat menangis ibu kira itu
bagian dari pembelajaran yang efektif. Tapi kata ibu melihat aku seperti itu
ibu menangis dikamar dan tidak mau berbicara dengan ayah selama seminggu karena
melihat aku menangis dan kesakitan.
Dan ibu bilang mengapa ibu tidak
membelikan aku boneka seperti saudaraku. Waktu itu ekonomi keluarga sedang
tidak stabil-stabilnya terlebih adikku yang kedua harus bolak-balik kerumah
sakit untuk perawatan. Bagimana ibu bisa membelikan boneka, kalau ibu saja
tidak memiliki uang dan harus membayar uang rumah sakit untuk adiku.
Dan ibu bilang mengapa ibu hanya
memberi setengah porsi lele untuk aku makan. Padahal satu porsinya bisa dapat
dua lele dan aku bisa puas untuk makan. Kata ibu selagi kita cukup dengan satu
lele untuk memenuhi kebutuhan lapar perut untuk apa dua kalau hanya untuk
kepuasan makan aja. Saat itu masa-masa penghematan ekstra dan lebih hemat jika
satu porsi bisa untuk makan dua orang.
Dan ibu bilang mengapa aku
terlahir jelek. Kata ibu kecantikan adalah relatif jika kita merasa jelek maka
kita akan berpikiran kita jelek saja terus, tanpa pernah berpikir lebih cantik
adalah memiliki hati yang cantik, kepribadian yang cantik, dan pemikiran yang
cantik. Kecantikan sejati akan terlihat ketika aku lebih menunjukan kecantikan
hati yang dimiliki, kalau ibu berkata mengapa aku gendut, ibu harus apa kata
ibu aku suruh diet saja susah. Lebih baik bersyukur atas nikmat tuhan berikan.
Dan ibu bilang mengapa selalu
berdebat saat ingin mengambil raportku, karena pekerjaan ibu dan ayah adalah
seorang guru. Setiap aku mengambil raport dan ayah harus membagi raport, dan
ibu ku harus bekerja seperti biasa. Dan ibu bilang, ibu tau kalau aku adalah
anak yang sangat mandiri.
Dan ibu bilang saat aku menjadi
anak pemberontak ibu sedih, dan disitu ibu banyak belajar katanya. Ibu tau
belum bisa menjadi sosok ibu yang diinginkan anak-anaknya. Dengan ketidak
mampuan ibu masih belajar bagaimana biar ini tida terjadi. Sa.at itu merupakan
ujian bagi ibu, bahkan saat ibu dengar aku ingin bunuh diri hati ibu sangatlah
hancur apa yang salah saat ibu mendidikku.
Kini aku mengerti setelah dewasa,
tidak mudah menjadi orang tua, tidak mudah menjadi seorang ibu terlebih,
seorang ibu dengan memiliki karir. Betapa tidak pernah ada habisnya kerjaan
seorang ibu. Harus mendidik anak dengan benar, mengurus suami, mengurus
kebutuhan rumah tangan dan mengurus kerjaan dalam satu waktu.
Dan ibu bilang, apa yang ibu
lakukan terhadap anak-anaknya adalah supaya anak-anak ibu menjadi anak yang tegar
dan kuat. Terlebih mandiri dan menjadi pribadi yang tangguh siap menghadapi
kerasnya masa depan. Karena ibu dan ayah tidak tahu kapan ibu da ayah akan
meninggalkan dunia ini, ketika mewariskan harta tentunya harta akan lenyap dan
habis. Tapi jika ibu mewariskan ilmu tentunya lebih berguna untuk kedepannya
Dan pertanyaan ku sebelumnya yang
aku tanyakan saat dewasa, ibu menjawab dengan penuh air mata dan merasa
bersalah. Ibu berkata bahwa ibu mungkin terdengar seperti orang yang paling
egois yang pernah dilihat anak-anaknya. Kata ibu , dulu ibu terlalu muda untuk
menjadi seorang ibu, ibu masih belum mengerti bagaimana cara mengurus anak
dengan baik sesuai jamannya.
Ibu terimakasih engkau telah
menjadi egois menahan ingin menyayangiku seperti anak-anak lainnya. Kini aku
tumbuh menjadi anak yang tegar, kuat, meski terkadang ada air mata yang
membanjiri pipiku, tapi ibu air mata ini yang membuat aku kuat. Ibu sekarang
aku tau engkau tidaklah egois dan kasih sayang ibu tidak terbantah waktu.
Persembahan hari ibu kepada ibu dan Jasmine Elektrik
Persembahan hari ibu kepada ibu dan Jasmine Elektrik
www.jasmine-elektrik.com
#JasmineElektrikCeritaIBU
Komentar
Posting Komentar