kebersihan jiwa
*Kebersihan Jiwa*
TN/04-ADQ/MQM
----------------
بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
*Talbis Iblis Dalam Urusan Ibadah*
(Ibnul Jauzi)
☄ *Talbis* artinya menampakkan kebatilan dalam rupa kebenaran yaitu seolah suatu kebenaran yang baik untuk diyakini. Adapun *ghurur* itu semacam kebodohan yang menimbulkan keyakinan bahwa yang rusak dan salah itu lurus dan yang hina itu bagus.
☄ Kedua hal diatas harus menjadi bagian dari kewaspadaan kita, dalam rangka menjaga kebersihan hati dan kesucian jiwa.
☄ Iblis dan para tentaranya menyusupkan ke dalam diri manusia tergantung pada peluang terbukanya kesempatan yang ada. Mereka selalu mengintai dan menunggu lengahnya manusia untuk kemudian diperdaya hatinya agar turut dan patuh pada bisikannya.
☄ Muncul tenggelamnya godaan dan bertambah atau berkurangnya kekuatan godaan syetan terhadap manusia tergantung kepada kadar ilmu dan imannya, serta kesadaran dan kelalaiannya dari dzikir kepada Allah.
☄ Seorang pernah bertanya kepada Hasan Al-Bashri, “Apakah iblis juga tidur?". Beliau menjawab, “Andaikata iblis tidur, tentu kita bisa istirahat”
☄ Artinya pengintaian syetan itu non stop. Kerja mereka terus menerus 24 jam. Bahkan ketika kita tidur pun mereka bisa mengganggu kita (melalui mimpi). Hal ini bisa terjadi ketika seseorang ruhnya kering dari dzikir, aktivitas di siang hari banyak lalai dari ibadah.
☄ Adakalanya syetan menyerang orang pandai lagi pintar, sambil menyodorkan mahkota hawa nafsu kepadanya, kemudian oleh syetan ia dibuat hanya menyibukkan diri mengagumi dan taat pada pandangan dirinya sendiri (hanya mengikuti akalnya) - tidak menghiraukan sisi pandang syariah.
☄ Sehingga ia menjadi seperti seorang tawanan yang bodoh dan lemah karena lalai, lalai dari kebenaran yang seharusnya ia ambil dari agama. Ia lebih mengikuti pandangannya sendiri daripada mempelajari syariat Islam dan mentaatinya.
☄ Abu Ghassan An-Nahdi berkata, “Aku pernah mendengar Al-Hasan bin Shalih berkata, ‘Sesungguhnya syetan itu benar-benar membukakan sembilan puluh sembilaan pintu kebaikan. Tapi dia mempergunakannya untuk kejahatan’.”
☄ Artinya bahwa syetan itu memiliki sangat banyak cara untuk mengelabui manusia agar mengikuti kesesatan yang mereka bisikkan. Yang mana kesesatan itu dikemas syetan dengan indah agar manusia melihatnya sebagai suatu kebenaran.
☄ Al-A’masi berkata, “Kami pernah diberitahu seseorang yang diajak bicara oleh sekumpulan jin. Mereka berkata, ‘Tidak ada yang lebih benar bagi kami kecuali orang yang mengikuti as-Sunnah. Sedangkan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu, maka kami dapat mempermainkan (hati) mereka’.”
☄ Diantara contoh dari talbis iblis dalam urusan hadats dan sesuatu yang dianggapnya lebih baik dan benar.
☄ Yakni :
☀ Iblis menyuruh seseorang untuk berlama-lama berada di dalam WC. Padahal yang demikian ini bisa mengganggu fungsi paru-paru. Seseorang boleh berada di dalam WC menurut kadarnya.
☀ Kemudian diantara manusia juga ada yang menganggap baik, ketika menggunakan air yang melimpah. Dia baru merasa puas jika dapat menghilangkan hadats sebanyak tujuh kali sesuai dengan mahdzab yang paling keras. Siapa yang tidak puas terhadap keterangan syariat, maka dia layak disebut ahli bid’ah, bukan orang yang melakukan ittiba’ (mengikuti Rasulullah SAW).
*Talbis iblis dalam urusan wudhu (pemakaian air)*
☄ Mereka sungguh telah dikecoh dengan banyaknya penggunaan air yang dipakai baik untuk wudhu' maupun untuk keperluan yang lain.
☄ Padahal banyaknya air yang dikonsumsi tanpa sebab yang tepat adalah suatu pemborosan dan tidak sesuai dengan anjuran syariat Islam. Karena mengandung empat macam kemakruhan :
☀ Berlebih-lebihan dalam penggunaan air.
☀ Menghabiskan waktu yang sangat berharga dalam perkara yang bukan wajib dan bukan pula sunnah.
☀ Melangkahi syariat, karena dia tidak meresa puas terhadap sesuatu yang sudah dicukupkan syariat, kaitannya dengan penggunaan air yang sedikit.
☀ Adakalanya dia wudhu dalam jangka waktu yang lama, sehingga tertinggal waktu shalat, atau tidak bisa shalat pada awal waktu atau ketinggalan mengikuti shalat jama’ah. Andaikata dia memikirkan urusan-urusannya, tentu dia akan tahu bahwa dia telah melakukan sesuatu yang kontradiksi dan juga berlebih-lebihan.
☄ Kita bahkan sering melihat orang yang sangat memperhatikan masalah was-was ini, sementara dia tidak mau memperhatikan masalah makan dan minumnya, tidak menjaga lidah dari ghibah. Andaikan saja dia mau membalik urusannya. Di dalam sebuah hadits disebutkan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, bahwa Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam pernah melewati Sa’ad yang sedang wudhu’, lalu beliau bertanya, “Mengapa engkau berlebih-lebihan seperti itu wahai Sa’d?
☄ Sa’ad ganti bertanya, “Apakah di dalam wudhu’ juga ada istilah berlebih-lebihan?
☄ Beliau menjawab, “Benar, sekalipun engkau berada di sungai yang mengalir.” (diriwayatkan Ibnu Majah dan Ahmad).
☄ Dari Abu Na’amah, bahwa Abdullah bin Mughaffal mendengar anaknya berkata (berdo’a), “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon surga Firdaus kepada-Mu, aku memohon istana berwarna putih di sebelah kanan dari surga saat aku memasukinya.”
☄ Lalu Abdullah berkata, “Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari neraka. Karena aku mendengar Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda, “Akan muncul di tengah umat ini segolongan orang yang berlebih-lebihan dalam berdo’a dan bersuci.” (diriwayatkan Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
☄ Dari Ibnu Syaudzab, dia berkata, “Al-Hasan menghadapi sebagian orang seraya berkata, “Seseorang ada yang wudhu dengan air dari satu geriba (tempat air dari kulit), mandi dengan banyak guyuran, setimba demi setimba, karena hendak menyiksa diri sendiri dan menyalahi sunnah Nabinya.”
☄ Abul Wafa’ bin Aqil berkata, “Sesuatu paling berharga yang dicari orang-orang yang berakal adalah waktu, dan yang paling sedikit digunakan orang yang beribadah adalah air.”
☄ Dari akhlaq Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam, tidak pernah dikenal adanya ibadah dengan menggunakan air yang banyak.
☄ Diantara manusia juga ada yang diperdaya syetan dalam urusan niat, yakni dengan berucap, “Aku berniat menghilangkan hadats.” Lalu berkata, “Untuk sahnya shalat.” Lalu berkata lagi, “Aku berniat menghilangkan hadats."
☄ Padahal yang namanya niat itu yang benar ada di dalam hati (kecuali niat umroh dan haji). Jadi tidak perlu dilafadzkan. Adapun memaksakan niat dengan lafadz merupakan sesuatu yang sama sekali tidak diperlukan, di samping tidak ada maknanya.
☄ Penyebab utama dari munculnya talbis iblis ini adalah kedangkalan ilmu syariat. Kedangkalan ilmu yang ditambah kekerasan hati menjadi peluang besar bagi syetan untuk merusak hati dengan cara talbis ini.
Na'udzubillahi mindzalik
Published by :
________________
MQM Membangun
Pribadi Q U R 'A N I
==============
Komentar
Posting Komentar