Ujub
♡ REKAP TANYA JAWAB ♡
1. T: Bagaimana menghindari sifat ujub tersebut ustadz..?
kadang secara tidak sengaja kita memuji diri sendiri atas kebaikan yang kita lakukan..syukron uztadz
Jawaban:
Ujub seringkali memang terselip di sela2 rangkaian aktivitas yg kita lakukan. Ada rasa bangga pada diri sendiri saat berhasil melakukan sesuatu, atau lebih hebat dr orang. Hal ini tentunya tdk baik, krn kalau dibiarkan akan mematikan hati. Kita merasa sdh 'hebat' padahal yg kita lakukan tdk lah bernilai ibadah jika menjadikan diri menjadi ujub dan bangga. Sebab Allah hanya menerima ibadah yg dilakukan dgn ikhlas dan tdk utk dibanggakan. Oleh karena itulah, saat futuh makkah, Allah menyuruh utk bertasbih dan istighfar. Kemenangan bukan utk dibanggakan, tetapi untuk menjadikan diri lebih dekat kepadaNya, dan semakin banyak istighfar.
Wallahu'alam
2. T: Ustadz, mau bertanya...
Ustadz, kan ucapan itu adalah do'a.. Membanggakan diri tak boleh, merendahkan diri takut jadi do'a..
Jadi bagaimana cara menjawab pertanyaan orang kepad kita yg bersifat personal seperti amalan, kebiasaan dll ??
Jawaban:
Disaat kita ditanya kebiasaan, sebenarnya utk contoh bagi yg lain tdk.masalah. Cuma harus berhati2, pandai2 menjaga hati, perlu banyak.istighfar spy yg kita niatkan utk diikuti orang lain, tdk menyimpang dr niat semula. Dan jangan lupa mendoakan orang tsb spy jadi lebih baik.
Wallahu'alam
3. T: Assalamualaikum... ustadz,, ketika seseorang menyumbang dan disebutkan namanya oleh pengurus masjid dengan tujuan memotivasi para masyarakat agar masyarakat tersebut terdorong hatinya untuk ikut menyumbang. Bagaimanakah islam memandang hal tersebut.. terima kasih. Wassalam
Jawaban:
Berinfaq secara terangan2an dan sembunyi2 boleh saja. Lihat QS. 2: 271. Tapi di ayat tersebut. Allah sebutkan bahwa "menyembunyikannya lebih baikmu". Menjaga hati memang sulit, tapi bisa dijaga jika ibadah yg dilakukan lebih banyak secara sembunyi2.
Wallahu'alam
4. T: Ustadz, berhubungan dengan jawaban no. 2, jadi ada 2 hal ustadz yg ana rasakan setelah sseorang brtnya dan ana jawab, pertama ana merasa ana sudah sombong, dan bicara banyak2.. Pdahal tak ada niat sperti tu, tapi perasaan tu ada saja.. Kedua, slah stu orang yg dengar jwaban ana bilang ana jawab seperti merendahkan orang lain, berbangga diri, sombong...
Jadi bingung ustadz..
Jawaban :
Seni berkomunikasi memang hrs kita pelajari. Kadang apa yg kita ucapkan dan menurut kita baik, belum tentu enak terdengar orang lain dan bahkan bisa menyinggung perasaannya. Jadi memang tdk ada salahnya kita berbesar hati, sekalipun kita seolah2 'tersalahkan'. Yang penting tdk ada niat utk sombong dan merendahkan orang lain. Allah Maha Tahu segala rahasia hati (Qs. Al Mulk: 13)
Wallahu'alam
5. T: Afwan,, pertanyaan selanjutnya ustadz,, ketika kita memiliki teman yg terbilang cerdas dan meraih cukup banyak prestasi, lalu kemudian kita bangga dan memujinya,, sehingga mengakibatkan teman tersebut merasa ujub dan timbul penyakit hati. Apakah kita yg memujinya juga ikut berdosa? Mohon penjelasannya ustadz!, terima kasih.. w
Jawaban:
Memang harus hati2 kalau memuji teman sebab justru bisa mencelakakan kita dan orang yg dipuji itu. Pernah Rasulullah melihat seseorang yg memuji orang lain scr berlebihan. Lalu Rasulullah bersabda,: "Celakah engkau, engkau telah memotong leher temanmu (berulang kali beliau mengucapkan perkataan itu). Jika salah seorang di antara kalian terpaksa/harus memuji, maka ucapkanlah, " Saya kira si fulan demikian kondisinya". Jika dia menganggapnya demikian. Adapun yg mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan janganlah mensucikan seorang di hadapan Allah (HR. Bukhari Muslim, Shahih)
6. T: Assalamualaikum,, afwan pak ustadz,, pertanyaan selanjutnya adalah ketika seseorang bertanya tentang bilangan rakaat sholat sunnah yg saya kerjakan,, kemudian saya menceritakan dan menyebutkannya, Apakah sikap saya ini disebut ujub atau tidak? Mohon penjelasannya,, terima kasih. Wassalam
Jawaban :
InsyaAllah tdk apa2, karena niatnya berbagi pengetahuan dan mengajarkan ilmu pada orang lain. Semoga ilmu yg disampaikan barokah.
7. T: Aku jg mu tanya pak ustad,afwan,,kdang kala ketika kita diminta mempresntasikan dri oleh sbuah perusahan,seperti interview..serng mereka brtanya apa khbtan dan kelbhan kamu,,nah pada saat kta mencrtakan kelbhan dan khbtan kita,,apa lg dng niat agar dtrma maka membrikan presntasi yg trbaik tntang khbtan kta,,,apa hal ini bsa dikatagrikan ujub atau menymbngkan dri
mhon pnjelasanya ustad,krna sya serng dminta mencrtakan kelbhan saya,mau tak mau saya dtntut membrkan presntasi yg trbaik,shnga saya tkt saya tlah ujub
Jawaban:
Antara ujub dan.percaya diri memang sangat beda tipis. Kalau ujub, bangga atas diri sendiri atas apa yg dia miliki. Misal dia merasa lebih cantik dr orang lain. Sementara percaya diri, merasa dia sanggup utk menghadapi segala masalah atau kompetisi yg dihadapi. Dia mungkin mengukur kemampuannya, dan mempelajari kemampuan orang lain. Jika dia merasa dia 'lebih' dr orang lain atas analisisnya, tdk apa2, asal jangan meremehkan orang lain tsb.
Terkadang memang di sebuah pertemuan ilmiah kita perlu menampilkan 'kelebihan' kita atau pengalaman yg kita miliki utk.meyakinkan audiens bahwa kita memang punya kapasitas. InsyaAllah tdk apa2, krn.biasanya narasumber selalu dimintai pengalaman, kelimuan, dst.
Wallahu'alam
Komentar
Posting Komentar