mencintai ke ikhlasan
sebenarnya rada ga ikhlas sih posting ini haha, tapi harus ikhlas !
hai, saya menulis ini dengan ketidak sanggupan dan menyesakkan,
kalian lihat judul dari apa yang saya tulisan hari ini? yah “mencintai
keikhlasan dengan rasa sabar dan pasrah”. setelah seharian berpikir setelah
hampir 3 bulan berlalu, dengan ketidak pastian dengan segudang kecewa dengan
segundang harapan yang pupus, dengan serba ketidak pastian ini, yang tidak bisa
dijelaskan oleh kata-kata.
saya mundur dan mencoba mengikhlaskan, saya mundur saya akan
berhenti berharap. entah sebenarnya saya tidak sanggup menulis ini, tapi ini ah
saya cara saya mengekspresikan diri saya. hanya dengan menulis seolah huruf
demi huruf mengerti apa yang saya rasakan dan itu membuat saya merasa seperti
di dengarkan.
saya rasa dari awal ini memang mustahil, mustahil bersatunya
insan manusia yang dari latar yang amat berbeda, yah memang di dunia ini tidak
ada yang tidak mungkin apalagi atas ijin allah. tapi anggaplah ini berpikir
dengan logika, setelah 3 bulan ini saya mederita sendiri, mencoba bangkit
sendiri yang tadinya jatuh sama-sama tapi mereka bangkit terlebih dahulu dan
saya masih terdiam menunggu mereka datang untuk membantu saya kembali bangun,
tapi nyatanya harapan hanya sekedar harapan, saya tetap diposisi saya dengan
luka sayatan dimana-mana, dan anehnya luka itu semakin lebar, semakin nyeri,
semakin menjamur.
mereka sudah bisa tertawa, sudah memiliki dunia baru tanpa
ada saya di dalamnya, dan bodohnya saya sangat bodoh bodoh sebodoh bodohnya
ketika seseorang sudah berkata “saya sudah tidak mau melihat kebelakang, cukup
bergaul dengan orang-orang aneh yang telah menghancurkan hidupnya” kamu bodoh hey! jelas mereka sudah mengusir mu
keluar, kamu sudah tidak penting hey.
sekali lagi saya hanya bisa menulis dan menangis, ampun
kalau lagi begini lebel tomboy saya memang udah tidak berlaku lagi. menangis
saya tidak malu lagi menunjukannya. malu sih haha tapi ini kenyatan bahwa ini
beneren sakit, rasa sakit yang sudah saya hindari sejak dulu, tapi ternyata
menghampiri saya lambat laun.
sebenarnya dari tadi saya cerita untuk siapa? okey yang
pertama untuk persahabatan saya dengan pria dengan wadah panggilan “AND (bahasa
indonesianya)” dan ternyata and dan end itu berdekatan, setelah ada and pasti
akan end. 3 pria yang saya anggap dulunya bersahabat tapi sudah tidak bisa saya
jelaskan lagi yah. setelah persahabatan itu tentunya tidak ada kemurnian dari
persahabatan seorang wanita dan pria pasti diantaranya akan ada yang yang menaruh
hati, dan saya terpaksa melabuhkan hati saya kepada seorang dari 3 pria
tersebut. kenapa terpaksa, karena saya dari dulu sudah berusaha menjauh tapi
selalu gagal selalu selalu selalu saja masuk dan akhirnya seperti ini.
saya labuhkan hati saya kepada seseorang yang belum pernah saya
temuin, saya sebenarnya tidak mengerti dan memang sulit dijelaskan saya seperti
orang yang tidak punya otak tidak ada logikanya sama sekali.
tapi untuk sekarang saya seperti orang yang menyesal
melabuhkan hati saya kepadanya? sebenarnya tidak sama sekali saya bersyukur
sekali, karena dia telah membawa saya ke arah yang lebih baik, saya bodoh dan
saya selalu berharap suatu saat nanti saya akan bisa bersamanya “bersamamu”.
seharusnya saya dulu mikir untuk orang seperfect dia emang
tidak akan pernah cocok dan kejangkau dengan saya, saya merasakan itu. saya
dengannya itu seperti lembah dan bukit, dia berada di ketinggian beribu meter dan
saya berada di dalam ke dalaman beribu meter, sungguh sangat jauhnya berat
rintangan untuk setara dengan dia.
seharusnya dari dulu saya sudah sadar, sadar sih tapi masih
aja tetap terlena, harusnya dulu memang harus bisa tegas, tapi apalah semua
sudah terjadi benar-benar terjadi.
saya dengannya bagikan langit dan bumi, dia jauh diatas
saya, saya hampir bingung dan prustasi bagaimana saya dapat mengapai langit?
dulu saya selalu berharap seolah harapan itu bisa jadi kenyatan bahwa bumi dan
langit bisa menyatu, yah tentu bisa namun saat itu tiba kiamat lah terjadi.
kehidupan dia sekilas nyaris sempurna tidak ada cacat sama
sekali, tapi ketika bertemu dengan saya barulah ke cacatan itu dimulai, mau tau
kenapa nyaris sempurna?
kakaknya adalah seorang doktermuda, kakaknya lulus sarjana
dokter dengan menempuh waktu 3,5 tahun, sudah dipastikan ipknya pasti terjamin,
tapi sekarang masih koas, dan saya dakan semoga cepat lulus koasnya dan menjadi
dokter yang bermanfaat untuk pasiennya. dan keluarganya adalah keluarga yang sejahtera
setau saya ayahnya adalah seorang TNI, rumahnya mewah berada di tengah hamparan
sawah, rumahnya bertingkat, dengan halaman yang waw. see? dilihat dari situ
saja seharusnya saya sudah tau impossible banget, mungkin malah dikiranya saya
cewe matre kalau saya ceritain perbandingannya dengan saya. jumlah
keluarganya ada 4 orang dan setiap anak-anaknya rajin-rajin pintar pintar dan
inshallah sukses semua .
untuk dia, seorang yang saya berharap suatu nanti bisa
bersama. dia sama hebatnya seperti kakaknya dia orang yang amat cerdas, pintar,
mandiri, pokoknya perfectly dan siapapun perempuan yang mendapatkannya pasti
beruntung, dia lucu, ramah, baik, dan orangnya penuh kasih sayang. dia
perhatian sama semua orang. dan saya dengan dia itu satu pemikiran satu jalan,
dan selama setahun ini makannya kita selaras karena emang pemikiran kita sama,
meski dilihat dari segi sifat jauh dan bertolak belakang tapi seperti saling
melengkapi. oh tunggu itu dulu pemikiran kolot saya dan saya berpikir dia akan
lengkap dengan wanita yang sejajar dengannya, dan itu bukan saya, saya sadar.
saya baru menyadarinya sekarang, sekarang saya hanya akan
berpikir dan menduga bahwa sekarang dia sudah bersama dengan wanita yang
seharusnya bukan wanita yang tidak bisa apa-apa seperti saya, dia pantas
mendapatkan yang terbaik, sebenarnya saya emang bukan deretan pilihan yang akan
dipilihnya.
bukan seperti saya yang hanya ungul karena bisa membuat dia
nyaman, ah toh semua wanita itu diciptakan untuk membuat nyaman pasangannya
tentunya dia akan lebih nyaman dengan wanita yang setara dengannya, mungkin dia
bisa jadi nikah sama orang padang, atau acehnya wkwk, yang jauh lebih cocok
dengannya, dan sekali lagi itu bukan saya.
dan saya adalah seorang wanita tentunya saya yang harus
memilih bukan dipilih, saya yang seorang makmum yang tentunya bebas untuk
memilih kepada siapa aya akan di imamkan. dan dia mungkin untuk saat ini atau
emang seharusnya berpikir apalagi mengantukan harapan bahwa suatu saat nanti
saya akan di imaminya.
dan kenyataan lain kita tidak mungkin bersatu adalah karena
jarak, wow bayangkan dia berada di ujung
indonesia dan saya ada ditengah indonesia, dan untuk bisa berjumpa
tentunya perlu biayanya yang cukup mahal dan tentunya itu merugikan dia bangetkan.
andaikan kita di persatukan dalam sebuah
ikatan suci tentunya entah pasti itu repot lagi kalau dipikir secara logika.
harus keluar berapa puluh juta untuk mempersatukan kami dan itu hanya harapan
yang saya buat sendiri, padahal mungkin saja dianya tidak berpikiran seperti
itu. dan mungkin saya hanyalah sebuah boneka usang yang menemaninya di waktu
senggang. tentunya dia pasti akan mendapat yang lebih disana.sekali lagi saya
tegaskan saya tidak pernah berpacaran, tapi seperti orang pacaran haha, engga
ding itu cuman sayanya aja yang kegeeran dianya mah ga anggep gitu.saya dulu
berusaha sekuat tenaga agar bisa sejajar dengannya, sampai saya belajar masakan
padang karena emang dia suka banget sama nasi padang.seharusnya dulu saat itu
seharusnya saya tidak diambil serius dengan apa yang dia kataka yang seolah
olah emang benar dia seperti nyaman terhadap saya yang seolah-olah emang dia
akan bersama saya.
orang tua saya sudah berkali-kali meyakinkan saya, jangan
terlalu berharap sama orang yang belm dikenal meski memang seperti sudah
mengenal, terutama ibu saya yang selalu menjelaskan untuk tidak berharap dan
percaya lebih, apalagi ibu saya takut kali kehilangan saya haha karena emang
saya itu mengkhawatirkan apalgi kalau nikah sama orang jauh tapi saya
meyakinkannya menikah dengan orang jauh itu saya akan membuktikan dan
menghilangkan ke khawtiran yang ada . ah itulah saya mikirnya terlalu jauh jadi
gini deh, semua salah saya.
tidak bisa lagi berkata banyak tapi saya untuk saat saya ini
mundur dan berhenti berharap, apalagi tadi saya liat foto di instagram lagi
sama perempuan haha mungkin itulah perempuannya. tapi mundurnya mah bukan
karena itu juga sih tapi diyakinkan dengan itu haha.
sekarang saya hanya berharap kepada allah itu yang emang
saya harus lakukan sejak dulu. saya sekarang harus ikhlas mengikhlaskannya
dengan jodohnya yang terbaiknya yang akan allah kasih untuk saya dan untuknya,
dan disini saya juga berhak bahagia, walaupun kita tidak ditakdirkan bersama
setidaknya kita bisa bahagia dengan orang lain.
Komentar
Posting Komentar